Cerita Lucu KPK Tumbangkan DPR, Benar-benar Kocak

Tim KPK (sindonews.com)
Humor Cerita Lucu - Serangan balik KPK yang mematikan langsung menjebol gawang DPR. DPR kemasukan bersamaan soliditas timnya mulai goyah. Partai Prabowo, Gerindra, menyatakan mundur dari kompetisi trofi korupsi E-KTP 2,3 triliun .

Dalam pekan ini, Tim KPK masih di atas angin melawan Tim Pansus Hak Angket dari DPR. Setelah Tim Pansus melakukan serangan total football ternyata dapat serang balik dari KPK. 

Tim Pansus Hak Angket tampak kedodoran atas perlawanan dari KPK. Belum lama ini, Pansus kehilangan anggota terbaiknya dari Partai Gerindra. Partai bentukan Prabowo ini menyatakan mundur dari bagian Pansus Hak Angket.

Mereka menilai Pansus Hak Angket tidak memenuhi syarat Tatib DPR. "Ya, kami mundur," jelas Wakil Ketua Fraksi Gerindra Desmond Junaidi Mahesa seperti dilansir dari Kompas.com (24/7/2017).

Tentu saja, pernyataan ini menjadi Tim Pansus goyah dan tak solid lagi. Ini menjadi pukulan telak Pansus Hak Angket. Apalagi sebelumnya, tim utamanya dari Fraksi Partai Golkar terkena serangan mematikan dari KPK.

KPK secara meyakinkan menetapkan Setya Novanto dari Fraksi Golkar yang juga ketua Umum Golkar sebagai tersangka korupsi E-KTP 2,3 triliun. (Viva.co.id, 17/07/2017). Serangan kembali datang dari KPK. KPK kembali menetapkan tersangka anggota DPR Markus Nari. (Liputan6.com, 19/07/2017)

Dari rangkaian statistik peristwa tersebut, makin terlihat kekuatan KPK makin menggila meskipun tim DPR sudah menerapkan strategi menyerang ala total football. Komposisi kekuatan Tim DPR sangat luar biasa dengan bantuan dana 3,1 miliar. (http://tz.ucweb.com/7_12KF8, 15 Juli 2017)

Para pengamat pertandingan KPK versus DPR ini menilai bahwa pada babak pertama, Pansus DPR menerapkan sistem menyerang, all out attack. Namun, hingga babak pertama berakhir skor masih sama kuat 0-0. Tim KPK sendiri menerapkan sistem bertahan, all out defence.

Memasuki babak kedua, menit-menit awal DPR tetap melakukan serang-serangan opini langsung ke jantung pertahanan KPK, yang dikenal dengan sistem long ball, umpan langsung ke pertahanan lawan.

Hingga memasuki pertengahan babak kedua, giliran KPK melakukan perubahan strategi. Ia melakukan quick counter, serangan balik, dari sistem bertahan. Hasilnya, mengejutkan penonton Indonesia.

KPK berhasil menyarangkan sasarannya dengan menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka. Skor berubah KPK 1, DPR 0. Tim DPR pun mulai kembali mengatur otak untuk menyamakan skor. Di tengah membangun serangan, tiba--tiba gawang DPR kemasukan dengan gol cepat. KPK kembali menetapkan tersangka Markus Nari. KPK 2, DPR 0.

Tim DPR terlihat makin kewalahan menghadapi gempuran KPK. Belum lagi suporter fanatik KPK yang cukup banyak. Kekompakan TIM DPR mulai terancam dengan keluarnya Gerindra. Hingga pluit berakhir, skor tetap bertahan untuk kemenangan KPK. (*)