 |
| Tumpukan uang (Tribunnews.com) |
Kebetulan saat itu, si karyawan sedang membaca berita soal utang negara.
Seperti dilansir media, utang pemerintah tembus Rp3.672 Triliun (CNN Indonesia Selasa, 04/07/2017).
Setelah basa-basi mengenalkan dirinya, seorang markerting perbankan menyampaikan maksudnya, "Pak, saya Budi dari bank swasta, saya menawarkan KTA, pinjaman tanpa agunanan, apakah bapak bersedia?" tanya Budi.
"Wah, saya gak butuh, Pak Budi. Uang saya masih banyak," jawab seorang karyawan menghindar. Namun, ia kembali dikejar, "Atau bapak punya saudara atau teman yang bisa direkomendasikan untuk tawaran saya ini," pinta Budi.
Si karyawan pun mulai malas menjawab pertanyaan si Budi, ia pun ingin segera mengakhiri pembicaraanya dengan si marketing bank itu. "Sudah ya, saya gak berminat". "Kasih nomor hp teman bapak aja, nanti saya yang hubungi," kejar marketing
Karena tidak tega atas desakan marketing, si karyawan swasta pun akhirnya memberikan jawaban sekenanya, "Ya, ada Pak. Teman bos saya lagi butuh uang banyak tuh, kayaknya dia lagi mendesak," tegas karyawan.
Mendapat jawaban tersebut, si orang marketing bank sangat senang dan langsung tanpa pikir panjang meminta nama dan nomor hp teman atasan karyawannya itu. "Namanya, Joko, Pak," jawab si karyawan. "Bisa minta no hp-nya?" kejar Budi.
"Bapak, langsung saja ke kantornya, dan nanti minta ke sekretarisnya no hp-nya Pak Joko," jawab karyawan. "Ok, mas, di mana kantornya Pak Joko itu," tanya orang marketing dengan semangat. "Bapak, datang saja ke Istana Presiden, dia lagi butuh pinjaman buat negara tuh," jawab karyawan tersenyum sambil menutup hp-nya. (*)